7 November 2014

MAKANAN YANG TIDAK BAIK BAGI PENCERNAAN

Menurut teori, sebenarnya apa yang dimasukkan ke dalam mulut bisa dicerna oleh organ pencernaan kita. Tetapi perubahan dalam proses penyiapan makanan (menggoreng), ditambah dengan gaya hidup pasif, membuat perut sering "rewel" dalam merespon makanan yang masuk. Membatasi asupan jenis tertentu merupakan cara yang bijak untuk menghindari gangguan perut. Empat makanan ini contohnya.

1. Makanan tinggi lemak dan gorengan

Baik makanan yang tinggi lemak atau digoreng bisa memicu respon negatif pada perut, misalnya saja panas perut (heartburn) atau asam refluks. Makanan tinggi lemak juga bisa menyebabkan warna tinja menjadi pucat atau disebut steatorrhea, yakni berlebihnya lemak di feses.  Orang yang menderita irritable bowel syndrome juga disarankan untuk menghindari makanan tinggi lemak, termasuk krim dan mentega. 

2. Makanan pedas

Orang yang sudah menderita panas perut atau irritable bowel syndrome sebaiknya mengurangi makanan yang terlalu pedas. 

3. Produk susu

Produk susu memang sumber kalsium yang mudah dicerna tubuh, tetapi untuk mereka yang menderita intoleransi laktosa bisa menjadi sakit setelah menikmati produk susu. Gejalanya antara lain perut kembung, sering buang air besar, kejang perut, dan diare.

4. Alkohol

Alkohol mungkin membuat tubuh rileks, tapi sayangnya esofagus juga ikutan rileks. Akibatnya adalah heartburn atau perut panas. Hearburn terjadi ketika asam lambung bergolak naik ke esofagus atau kerongkongan. 

Kebiasaan minum alkohol juga akan membuat lapisan perut mengalami inflamasi yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan. Terlalu banyak alkohol juga akan menyebabkan diare dan kram perut.

'http://health.kompas.com/read/2012/02/08/10225682/4.Makanan.yang.Buruk.bagi.Pencernaan?utm_source=health&utm_medium=bp&utm_campaign=related&

MAKANAN YANG WAJIB DI HINDARI JIKA ANDA RIWAYAT HIPERTENSI

Tekanan darah tinggi atau hipertensi kini telah menjadi masalah kesehatan di banyak negara. Peningkatan jumlah orang yang menderita hipertensi di negara-negara berkembang sebagian besar disebabkan kadar garam yang tinggi dalam makanan, obesitas, dan konsumsi alkohol oleh laki-laki.

Hipertensi yang tidak terkontrol merupakan faktor risiko terbesar untuk penyakit jantung dan stroke. Meski begitu, tekanan darah tinggi sebenarnya adalah faktor risiko yang paling dapat dikontrol, antara lain dengan pengaturan pola makan. 

Konsumsi yodium yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 2.400 mikogram perhari atau sekitar 1-1,5 sendok garam beryodium. 

Berikut adalah jenis-jenis makanan yang sebaiknya dihindari jika Anda menderita hipertensi.

- Daging merah
Pilihlah daging merah dalam porsi kecil, jika memungkinkan tanpa lemak. Makanan berlemak berakibat buruk pada jantung dan pembuluh darah. Hindari pula daging asap (bacon) atau pun sosis karena kandungan sodiumnya cukup tinggi.

- Mi instan
Mi instan  kemasan atau dalam gelas, memang menjadi makanan penghilang lapar yang praktis dan rasanya enak. Tetapi satu kemasan mi instan bisa mengandung 14 gram lemak dan lebih dari 1.500 sodium. 

- Alkohol
Sering mengonsumsi alkohol bisa meningkatkan tekanan darah. Alkohol juga akan merusak dinding pembuluh darah sehingga akibatnya sangat buruk. 

- Donat
Makanan "kecil" yang disukai banyak orang ini sebaiknya dihindari oleh penderita hipertensi atau orang yang ingin sehat. Dalam satu buah donat terkandung lebih dari 300 kalori dengan 42 persen lemak dan 54 persen karbohidrat. Donat yang digoreng juga akan membuatnya banyak mengandung lemak trans. 

- Sup kalengan
Rata-rata sup kalengan dan makanan kalengan lainnya ukuran kecil mengandung sekitar 760 mg sodium. 

Makanan sehari-hari lainnya yang mengandung garam cukup tinggi antara lain mi bakso, mi ayam, roti, pizza, keju, dan sebagainya. 

http://health.kompas.com/read/2014/10/30/081500423/Hindari.Makanan.Ini.jika.Derita.Hipertensi.

ORANG GEMUK ITU BIASANYA KURANG GIZI

Jika orang yang kurus sering dianggap kurang gizi, maka orang yang kegemukan dikatakan kelebihan gizi. Padahal, orang yang kegemukan sebenarnya juga bisa mengalami kekurangan gizi. 

Pola makan tinggi lemak dan karbohidrat, seperti mengonsumsi mi, kue-kue, keripik, nasi, dan biskuit, bisa membuat seseorang mengasup banyak kalori tetapi sedikit nutrisi. Akibatnya adalah kegemukan. Demikian disampaikan Dr.Sally Norton, konsultan bidang penurunan berat badan dan operasi gastrointestinal.

Ia mengatakan, salah satu sumber yang perlu diwaspadai adalah banyaknya kedai kopi yang membuat minuman mengandung gula tinggi serta minuman ringan di toko-toko yang mudah dijangkau anak. Selain itu, menurutnya banyak dokter muda yang mendapat pengetahuan minim mengenai nutrisi. 

Kebiasaan mengasup makanan cepat saji juga membuat seseorang kekurangan protein, vitamin, dan mineral, yang cukup. 

Sayangnya kurang gizi terkadang tidak disadari. Padahal, dalam skala ringan, kurang gizi bisa menimbulkan gejala pada tubuh, misalnya rambut rontok, nafsu makan tinggi, dan kelelahan.

"Banyak orang yang kekurangan vitamin A,C, D, kalsium, dan zat besi, tapi mereka banyak mengonsumsi lemak jenuh, kolesterol, dan sodium," kata Norton.

Padahal, berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa apa yang kita makan sangat berpengaruh pada kesehatan. Dengan mengonsumsi makanan segar dan bernutrisi, kita bukan cuma bisa mengatasi masalah kesehatan yang sudah dimiliki, namun kita juga dapat mencegah penyakit. 

Di Indonesia sendiri, tiga besar penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian adalah stroke, hipertensi, dan diabetes. Ketiganya merupakan penyakit yang berhubungan dengan kegemukan dan pola makan yang salah. 

Para ahli sejak ratusan tahun lalu sudah mengatakan bahwa makanan adalah obat terbaik bagi tubuh. "Dokter di masa depan tidak lagi mengobati manusia dengan obat, tapi bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit dengan nutrisi," kata Thomas Edison, penemu bola lampu, 100 tahun yang lalu.

http://health.kompas.com/read/2014/11/07/121000223/Orang.Gemuk.Biasanya.Kurang.Gizi